MY DREAMS!!!

BISMILLAH !!!!

PENDIDIKAN DOKTER 2009

THE BEST TEAM!!! GOOD JOB GOOD JOB!!!!

LAKESMA 2011-2012

ONE TEAM ONE FAMILY !!!!

TED-LAKESMA IN ACTION!!!

TEAM OF EMERGENCY AND DISASTER BRAWIJAYA UNIVERSITY : BROMO ERUPTION

Defry and Benny

Bismillah ! adik dan kakak yang slalu kompak!

Minggu, 27 Januari 2013

Oksigen dan Neonatus ???

       Setelah membaca judul di atas, tentu ada pertnayaan yang timbul di benak pembaca, apa sih hubungan antara neonatus dengan oksigen???. jika pembaca bingung, mari kita bahas bersama - sama.
        Neonatus adalah bayi yang baru lahir hingga mencapai minggu ke- 4 dari kelahirannya. Nah pada kondisi usia yang sedemikian rupa, bayi sangat rentan mengalami hambatan pada pernafasannya yang dimungkinkan akibat infeksi saluran nafas atau lahir prematur sehingga organ pernafasan belum matang secara sempurna sehingga butuh adanya bantuan pernafasan melalui   penggunaan alat untuk suplementasi oksigen.
Untuk tujuan dan indikasi dari terapi oksigen adalah sebagai berikut :

Tujuan:

  1. Menangani hipoksemi
  2. Mengurangi kerja otot pernapasan
  3. Menurunkan beban kerja miokardium 
Indikasi : 
  1. Distres pernapasan yang menyebabkan hipoksia
  2. Membantu resorpsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan
  3. Serangan apnea pada bayi prematur
  4. Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik
Selain indikasi yang jelas, pemberian terapi harus juga mempertimbangkan hal - hal dibawah ini:
  1. Terapi oksigen tanpa penilaian tekanan O2 arteri dan atau saturasi O2 sangat berbahaya 
  2. Pertahankan tekanan O2 arteri 40-80 mmHg dan atau tingkat SpO2 88-92% .Atur alarm pada   85-95%
  3. Perlu peningkatan aliran O2 selama bayi minum sampai 30-45 menit setelah minum
  4. Pemeriksaan AGD/BGA dan pulse oxymetry untuk mendeteksi hipoksemi
Pemantauan terapi yang adekuat diharapkan mampu menghindari sang neonatus dari dampak buruk terapi oksigen akibat peningkatan radikal bebas sebagai berikut:
  1. Mata : kerusakan retina terjadi karena PaO2yang tinggi sehingga terjadi spasme pembuluh darah ROP ( Retinopathy of Prematurity )
  2. Paru: oksigen bersifat toksik terhadapalveoli jika FiO2> 60% Chronic Lung Disease ( CLD )
  3. Otak : aliran darah otak berkurang dengan PaO2yang tinggi dan PaCO2 yang rendah periventricular leukomalacia
        Ingat !!!! Antibodi terhadap radikal bebas baru berkembang saat trimester ke-3  kehamilan. Bayi yang sangat prematur berisiko tinggi terhadap paparan oksigen.

      Dan setelah kita tahu indikasi dan bahaya terapi oksigen, pertanyaan yang berikutnya muncul adalah, bagaimana metode pemberian oksigen dan bagaimana cara memilih salah satu metode - metode tersebut? 
Untuk cara pemberian oksigen bermacam- macam seperti dibawah ini:
  1. Melalui inkubator
  2. Head box
  3. Nasal kanul ( low flow atau high flow)
  4. Nasal CPAP (continuous positive airway pressure)
  5. Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation (NIPPV)
  6. Ventilator (dengan memasukkan endotracheal tube)
Untuk memilih apa yang seharusnya dipakai, kita dapat menggunakan down score  seperti gambar di bawah:

Untuk intrepretasinya adalah sebagai berikut:
  1. Skor < 4    (Distres pernapasan ringan)  
  2. Skor 4 – 5 (Distres pernapasan sedang )
  3. Skor >6     (Distres pernapasan berat  dan diperlukan analisis gas darah )
Untuk metode yang di pakai adalah :
  1. Distres pernapasan ringan menggunakan   O2  nasal / Head box
  2. Distres pernapasan sedang perlu Nasal CPAP 
  3. Distres pernapasan berat   perlu untuk dilakukan intubasi dan penggunaan ventilator 
       Nah dari penjelasan singkat ini, mungkin pembaca sudah mengetahui bagaimana cara menindaklanjuti keadaan hambatan nafas pada neonatus, pada kesempatan berikutnya, penulis akan berusaha menjelaskan alat - alat yang disebutkan di atas untuk lebih memperdalam ilmu kita. Sampai jumpa di artikel selanjutnya :)







Rabu, 16 Januari 2013

First Aid, Bagaimana Penanganan Gigitan Ular?

Digigit-Ular Ada yang pernah jalan - jalan ke gunung atau lintas alam? pastinya sudah banyak yang pernah. Nah kalau sudah pernah, apa pembaca pernah melihat ular di alam bebas. Dan kalaupun sudah pernah , pasti ada pertanyaan yang muncul di benak kita yaitu, jikalau kita tergigit ular tersebut di alam bebas, apa yang harus kita lakukan sebelum mendapat pertolongan definitif dari tenaga kesehatan?

Jika pertanyaan itu yang muncul, mari kita bersama - sama membahas secara sederhana bagaimana penangana pertama ketika ada teman  yang tergigit ular. Gigitan ular adalah luka pada tubuh korban yang disebabkan oleh gigitan ular baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa.  nah untuk macam - macam ular berbisa adalah sebagai berikut:

1. Colubridae (Ular welang, ular totong, dan ular cabe)

Bungarus_candidus01

2. Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatra spitting cobra).

F1ON-00025312-001

3. Piperidae (Ular puspa dan ular tanah).

 Mengenai jenis - jenis ular lebih lengkap dapat dilihat disini


Untuk tanda - tanda gigitan ular adalah sebagai berikut:

A.  Lokal.
  1. Adanya bekas gigitan, bila gigitan terdiri dari dua lobang layaknya gigitan vampire menandakan ular tersebut berbisa.
  2. Sedang gigitan yang membentuk setengah lingkaran cenderung tidak berbisa, selain itu dapat ditemui tand-tanda  bengkak, melepuh, memar dan adanya bercak darah.
B. Umum.         :    Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut,  mual, muntah, lumpuh dan shock.
C. Sistemik.
D. Neurotoksik berupa :
  1. Tempat gigitan tidak nyeri.
  2. Kelumpuhan syaraf cranial (kelopak mata tertutup/ptosis, juling/optalmoplegi).
  3. Kelumpuhan otot pernapasan (sesak napas).
  4. Hematotoksik
  5. Tempat gigitan terasa nyeri dan bengkak.
  6. Bercak merah.
  7. Batuk darah dan kencing darah.
Nah yang terakhir, tindakan yang harus dan tidak boleh dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Harus:
  1. Pastikan keamanan sekitar supaya tidak ada secondary victim.
  2. Nilai cepat kesadaran dan ABC.
  3. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke mulut atau rescue breathing.
  4. Bila korban bisa bernapas spontan lakukan immobilisasi anggota tubuh yang digigit dan  letakkan lebih rendah dari jantung.
  5. Anjurkan pasien untuk tenang.
  6. Bersihkan luka dengan menggunakan sabun.
  7. Berikan penekanan pada pembuluh  limpe dengan membalut pada bagian atas dan bawah luka untuk menghambat mengalirnya bisa kedalam jantung dan otak.(jangan terlalu ketat karena resiko iskemia organ gigitan)
  8. Monitor terhadap kemungkinan gangguan napas akibat paralysis.
  9. Evaluasi tindakan yang diberikan.
  10. Evakuasi segera untuk mendapatkan suntikan Anti Bisa Ular.
  11. Bila memungkinkan identifikasi jenis ular yang menggigit.
B. Tidak boleh
  1. Mencoba menghisap luka atau melakukan insisi
  2. Memberikan kompres es
  3. Aplikasi tourniket atau pengikatan yang sangat kencang

Tersedak? First Aid for Choking

Mungkin beberapa dari kita pernah mengalami peristiwa tersedak, mulai dari tersedak benda cair maupun padat dengan berbagai ukuran. Nah, jika teman kita tersedak benda yang besar, semisal bakso utuh setelah terkaget oleh sesuatu hal, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus bingung? Ataukah mencari orang lain yang belum tentu bisa membantu kita?

Itulah mengapa kali ini kita akan bahas sedikit tentang bagaimana menangani kasus seperti di atas baik pada orang dewasa maupun bayi. Tersedak sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

  •  Memakan makanan yang terlalu besar dan tidak dikunyah dengan baik
  • Makan sambil berbicara
  • Meminum alkohol sebelum makan
  • Memakai gigi palsu
  • Ceroboh pada anak anak
  • Makan sambil berjalan
  • Bermain – main dengan makanan
            Pada prinsipnya yang terganggu pada kasus tersedak adalah jalan nafas atau airway. Jika jalan nafas tidak dibebaskan dengan metode tertentu, penderita akan mengalami kesulitan dalam bernafas  yang pada akhirnya jatuh pada kondisi hipoksia hingga anoksia yang dapat mengancam jiwa jika dibiarkan terlalu lama. Di bawah ini kami akan berusaha menjelaskan bagaimana melakukan manuver Heimlich sebagai pertolongan awal pada kasus tersedak.

          Manuver Heimlich merupakan metode yang dapat digunakan untuk membersihkan objek yang menghalangi jalan napas pada orang dewasa sadar dan anak-anak usia 1 – 8 tahun. Prinsip utama manuver ini adalah mengangkat diafragma dan menciptakan dorongan udara dari paru-paru untuk mendorong objek yang menghalangi jalan napas atas untuk keluar.

  • A.    Untuk orang dengan usia lebih dari 8 tahun

tersedak_kepalan3

  1. Tanyakan, "Apakah Anda tersedak?" Orang tersebut mungkin menunjukkan tanda tersedak dengan hanya mengangguk saja. Jangan memberikan intervensi jika ia dapat berbicara, batuk, atau bernapas.
  2. Jika tidak dapat berbicara, batuk, bernapas, atau bahkan wajah (terutama bibir) tampak membiru, segera rangkul sekitar pinggang korban dari belakang. Buatlah kepalan tangan. Tempatkan di atas pusar, tetapi di bawah tulang rusuk. Pegang kepalan tangan Anda dengan tangan Anda yang lain. Perintahkan korban untuk sedikit menundukkan badanya dengan kedua kaki agak terbuka. Kemudian Tekan kepalan tangan Anda ke arah perut dengan gerakan yang cepat namun pasti, sebanyak 5 kali (abdominal trush), dengan arah belakang atas.
  3. Ulangi dorongan ke atas hingga objek dapat keluar atau korban menjadi tidak sadarkan diri. Jika objek berhasil keluar, korban harus menemui dokter sesegera mungkin. Link video pertolongan pada orang dewasa yang tersedak: Tersedak Pada Orang Dewasa
  4. Jika korban menjadi tidak sadar, mintalah bantuan! Hubungi 320118 untuk wilayah Malang! Miringkan kepala ke belakang dan angkat dagu untuk membuka (head tilt chin lift method) dan memeriksa jalan napas. {Catatan: Jika Anda menduga orang tersebut memiliki cedera kepala, leher, atau cedera tulang belakang, jangan memindahkan dan banyak memanipulasi posisi korban. Dan untuk membuka jalan nafas pada kasus ini harus dengan metode jaw trush dengan menarik rahang bawah ke depan.} Berikan 2 napas penyelamatan dengan pelan. Jika ini tidak membantu, miringkan kepala lebih jauh lagi (hanya jika tidak ada cedera kepala, leher, atau punggung cedera). Kemudian berikan 2 napas penyelamatan lagi. Jika orang tersebut tidak merespons atau bergerak, berikan 15 penekanan dada (chest compressions). Ulangi napas penyelamatan dan penekanan dada hingga obyek dapat terlihat. Setiap kali Anda  membuka saluran udara untuk memberikan napas penyelamatan, periksa mulut korban untuk melihat objek telah terlihat atau tidak dan mengeluarkannya jika Anda bisa dengan dengan jari telunjuk yang bersih (finger swab). Teruskan melakukan resusitasi jantung paru (CPR=Cardipulmonary Resuscitation) tersebut sesuai kebutuhan, sampai objek yang memblokir jalan napas dapat keluar atau sampai bantuan medis datang dan mengambil alih.

  5. Untuk langkah-langkah CPR pada dewasa yang lebih jelas, dapat dilihat di link video berikut: CPR Dewasa
  6. Walaupun objek dapat dikeluarkan dengan sukses, korban harus tetap menemui dokter sesegera mungkin.
B.     Untuk anak-anak usia 1 8 tahun
  1. Untuk anak sadar, berikan dorongan perut (abdominal thrusts) seperti untuk orang dewasa tetapi jangan terlalu kuat.
  2. Untuk anak tidak sadar, berikan pertolongan pertama untuk tersedak seperti pada orang dewasa yang tidak sadar.
C.    Untuk bayi usia ≤ 1 tahun
tersedak_baby

  1. Jangan melakukan intervensi jika bayi dapat batuk kuat, menangis, atau bernafas  lancar.
  2. Jika bayi sadar, posisi kepala bayi (menghadap bawah) di satu tangan. Baringkan bayi di atas lengan Anda. Letakkan lengan Anda pada kaki Anda untuk menstabilkan posisi. Pastikan kepala bayi lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
  3. Dengan tumit tangan lainnya, pukul bayi pada punggung di antara tulang scapula atau tulang belikat (back blows) 5 kali. Lakukan dengan cepat dan kuat. Ulangi prosedur ini 3 sampai 4 kali. Jika objek masih menghalangi jalan napas, lanjutkan ke langkah 4.
  4. Putar posisi bayi menghadap atas (wajah menghadap atas). Baringkan bayi di lengan Anda. Dukung kepala dengan satu tangan. Pastikan kepala bayi lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Letakkan tangan Anda pada kaki Anda untuk menstabilkan posisi. Tempat 2 jari 1/2 inci di bawah dan di antara puting dada bayi. Berikan 5 dorongan (chest thrusts) ke arah bawah dengan cepat. Tekanlah sternum 1/2 sampai 1 inci pada setiap dorongan.
  5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai objek keluar atau bayi menjadi tidak sadar.
  6. Jika bayi tidak sadar, mintalah pertolongan. Mintalah seseorang memanggil 320118! Jika tidak ada yang membantu memanggil 320118, berikan pertolongan pertama selama 1 menit, kemudian berhentilah untuk memanggil 320118, setelah menelpon bantuan lanjutkan upaya penyelamatan.
  7. Untuk mengecek apakah upaya kita berhasil, Letakkan bayi pada punggungnya. Miringkan kepala ke belakang dan mengangkat rahang (head tilt chin lift). Berikan 2 napas penyelamatan pelan-pelan. Jika ini tidak membantu, berikan 2 napas penyelamatan lagi. Berikan 5 pukulan punggung (back blows), kemudian 5 tekanan dada (chest thrusts). Jika objek tersebut dapat dikeluarkan, hentikan tindakan.
  8. Periksa dan keluarkan  objek di jalan napas jika terlihat. Ulangi langkah 7 dan 8 sesuai dengan kebutuhan.
  9. Jangan menyerah! Berikan pertolongan pertama sampai bantuan medis mengambil alih atau sampai objek dikeluarkan. Walaupun objek dapat dikeluarkan, segera antar bayi mendapatkan perawatan medis untuk mengetahui apakah ada efek samping dari tindakan yang kita lakukan.
  10. Untuk langkah-langkah pertolongan pertama pada bayi tersedak yang lebih jelas, dapat dilihat di link video berikut: Pertolongan Pada Bayi Tersedak

Demikian cara melakukan pertolongan pertama pada korban tersedak. Teruslah belajar dan berusaha. Aplikasikan pengetahuan dan ilmu untuk membantu sesama.

Sabtu, 12 Januari 2013

Gimana sih cara mengenal gangguan sistem pernafasan ???


check-for-breathing


Jika kita menemukan orang tergeletak tidak sadarkan diri di depan kita dan kita ingin memastikan apa orang tersebut masih bernafas atau tidak, kira –kira apa sih yang harus kita lakukan???

Jika pembaca belum tau, ayo coba kita belajar secara sederhana bagaimana caranya. Untuk mengenal gangguan pada system pernafasan kita dapat melakukan pemeriksaan dan penanganan sebagai berikut:

Pertama, Penolong mengetahui apakah penderita masih bernafas atau tidak (mendeirita henti nafas atau tidak). Tindakan yang dilakukan adalah LLF (look listen feel) yang hanya membutuhkan 5 detik atau dapat menggunakan stetoskop jika membawa dan sanggup melakukan interpretasi.
  • Lihat pergerakan dinding dada korban
  • Dengar suara nafas korban
  • Rasakan hembusan nafas korban
Kedua, Bila tidak bernafas segera lakukan pemeriksaan jalan nafas, apakah ada sumbatan atau tidak. Sumbatan jalan nafas biasanya disebabkan oleh
  • Pangkal lidah yang jatuh ke belakang dan menutup jalan nafas atau
  • Karena adanya benda asing (muntahan, darah, gigi dll) yang berada di dalam rongga mulut atau
  • Karena posisi kepala yang salah dan menyebabkan tetutupnya jalan nafas
Jika tiga hal tersebut terjadi maka, tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah membebaskan jalan nafas dengan menarik lidah keluar, mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari tangan) dan menengadahkan kepala penderita (hanya jika tidak ditemukan cedera tulang leher)

Ketiga, Jika hal tersebut telah dilakukan dan penderita tetap dalam keadaan henti nafas, maka harus dilakukan pemberian pernafasan buatan.

Keempat, Bila korban bisa bernafas tapi tidak normal segera kirim ke dokter terdekat.
  1. Nafas cepat dan dalam : kemungkinan terjadi shock atau renjatan
  2. Bernafas dengan yang susah dan membutuhkan banyak tenaga (Megap - megap) : obstruksi jalan nafas, edema paru akibat penyakit jantung
  3. Penafasan ireguler : koma diabetikum, gangguan fungsi ginjal (uremia) atau kelainan fungsi syaraf pusat
  4. Cheyne Stokes (pernafasan yang dalam dan teratur tetapi diikuti dengan henti nafas (apnea) secara periodic : pada penderita cedera kepala erat
  5. Bunyi melengking (mengi/ wheezing) : asma
Dan terakhir, Jika korban bernafas normal, jagan berpuas hati, segera periksa kondisi bagian tubuh  lainya


- Tidak ada yang lebih baik dari seorang manusia yang bermanfaat -