MY DREAMS!!!

BISMILLAH !!!!

PENDIDIKAN DOKTER 2009

THE BEST TEAM!!! GOOD JOB GOOD JOB!!!!

LAKESMA 2011-2012

ONE TEAM ONE FAMILY !!!!

TED-LAKESMA IN ACTION!!!

TEAM OF EMERGENCY AND DISASTER BRAWIJAYA UNIVERSITY : BROMO ERUPTION

Defry and Benny

Bismillah ! adik dan kakak yang slalu kompak!

Kamis, 28 Maret 2013

Bagaimana Hubungan Dyspneu & Edema dengan Gejala pada Pasien yang Mengalami Gangguan pada Sistem Kardiovaskuler ???


Dyspnea (breathlessness) dan edema sebenarnya tidak berhubungan secara langsung dan secara bersamaan pada setiap kasusnya. Namun kedua gejala ini sering terlihat bersama pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler. Berlebihnya cairan pada jaringan akibat kegagalan fungsi jantung mengakibatkan tumpukan cairan ini terakumulasi pada beberapa lokasi tergantung pada gaya gravitasi yang bekerja. Pada seseorang yang berdiri, edema akan terjadi pada area pergelangan kaki. Jika pada posisi duduk di kasur, bengkak akan terjadi pada daerah sacrum atau tulang ekor. Dan jika pasien tidur terlentang, cairan akan terkumpul di paru -paru atau dinamakan edema pulmonal yang dapat menyebabkan susah bernafas. Nah bagaimana kita bisa mengetahui adakah hubungan dyspneu dan edema dengan kegagalan jantung akan kita bahas lebih lanjut pada poin - poin di bawah ini.

A. Dyspnea (breathlessness)
    Pada pasien dengan gangguan jantung, beberapa hal tentang dyspneu yang penting kita untuk mempermudah dalam penetalaksanaan selanjutnya. Sebisa mungkin gejala pasien dapat dikuantifikasikan untuk mengetahui seberapa parah penyakit pasien dan bagaimana kita mengetahui bahwa terapi kita berhasil saat melakukan monitoring progresi dari penyakit.
 The NewYork Heart Association (NYHA)  telah mengklasifikasikan dyspneu berdasarkan data yang didapat dari beberapa pertanyaan berikut:
  • Seberapa jauhkah pasien dapat berjalan hingga dia tidak sanggup  berjalan dan berhenti (“march tolerance”) ???
  • Bagaimana ketika dia kesulitan ketika menaiki tangga atau bukit ?
  • Apakah ketidakmampuannya atau berhentinya disebabkan kesusahan bernafas ataukah ada alasan lain seperti nyeri sendi dan lainnya??
  • Apakah pasien telah mengalami hambatan pada aktivitas normal seharianya ?
 Untuk kriteria dan kelas dari heart failure berdasarkan NHYA  adalah sebagai berikut:
  • I   (mild) : tidak ada gejala saat istirahat, muncul pada aktivitas berat
  • II  (mild) : tidak ada gejala saat istirahat, muncul pada aktivitas sedang
  • III (moderate) :  kesusahan bernafas ketika istirahat, memburuk saat beraktivitas ringan.
  • IV (Severe) : kesusahan bernafas berat saat beristirahat , dan memburuk walaupun dengan aktivitas yang sangat ringan (pasien biasanya hanya bisa beaktivitas di tempat tidur)
Sumber: The Criteria Committee of the New York Heart Association (1994).  Nomenclature and Criteria for Diagnosis of Diseases of the Heart and Great Vessels . 9th ed. Boston: Little, Brown &
Co., pp. 253-256.

B.  Orthopnea
       Orthopnea adalah suatu peresaan susah bernafas ketika berbaring secara datar ada permukaan. Pasien biasanya  tidak menganggap  hal ini sebagai sebuah gejala sehingga kita sebaiknya menanyakannya secara langsung pada pasien  dengan pertanyaan sebaga berikut:
  • Berapa bantal yang dipakai pasien ketika tidur  untuk merasa nyaman? ( biasanya pasien mendiskripsikan bahwa dia tidur pada posisi hampir seperti ketika dalam possisi duduk )
  • Jika pasien  tidur harus menggunakan beberapa bantal, tanyakan mengapa ? apakah karena kesusuahan bernafas jika tidak berbaring datar pada temapt tidur ataukah ada alasan lain yang menyebabkan hal itu? 
C. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
     Berdasarkan namanya, PND  meliputi periode kesusahan bernafas yang terjadi pada malam hari  yang biasanya disebabkan oleh karena edema pulmonal. Dan gejala ini juga tidak disadari pasien dan tidak menjadi hal yang biasanya langsung dekemukakan sehingga sebaiknya kita tanyakan.
  • Apakah pasien terbangun pada malam hari karena batuk dan mencoba untuk mencari udara segar untuk dapat bernafas dengan nyaman ?
  • Jika ada, coba tanyakan dengan ebih detail, seberapa sering dan parah gejala tersebut mengganggu siklus tidur dari pasien?  
D. Batuk/ Cough
        Biasanya pada kasus edema pulmonal, pasien mengalami batuk dengan karakter berbusa (berasal dari saluran pernafasan) dan putih atau frothy white sputum. Biasanya juga ada bercak - bercak berwarna merah muda akibat ruptur dari pembuluh darah bronkial.

E. Edema pergelangan kaki
       Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada pasien yang masih berjalan aktif, cairan akan terkumpul pada pergelangan tangan dan menyebabkan edema. Jika kita menemui orang dengan edema, pertanyaan yang sebaiknya diajukan adalah?
  • Sebarapa lama pasien telah mengalami edema tersebut?
  • Adakah waktu dimana gejala semakin parah?? (pada edema akibat kelainan kardiak, biasanya memburuk pada waktu menjelang sore dan berkurang saat malam hari akibat redistribusi cairan tersebut)
  • Seberapa luaskah pembengkakan tersebut? (apakah hanya di kaki dan pergelangan tangan  atau melebar ke  paha, lutut, ataupun sampai genitalia dan dinding perut ???(semakin besar akumulasi, semakin berat penurunan fungsi jantung)
  •  Adakah bukti adanya ascites  atau pembengkakan abdomen??

--- TERIMA KASIH, SEMOGA BERMANFAAT---

Sabtu, 16 Maret 2013

First Aid: Bagaimana Pertolongan Pertama pada Korban Perdarahan? Mau Tau??

Ada yang pernah mengalami perdarahan karena teriris pisau dan lain- lainya? kalo belum pernah, mari kita belajar bersama tentang pertolongan pertama pada perdarahan. Pendarahan  berat  maupun  ringan  jika  tidak  segera dirawat  bisa  berakibat  fatal.  Bila  pendarahan  terjadi, penting  bagi  penolong  untuk  menghentikannya secepat  mungkin untuk mencegah hilangnya darah dalam jumlah yang besar.    Ada  dua  jenis  pendarahan yaitu pendarahan  luar  (external bleeding/ perdarahan yang tampak dipermukaan tubuh)  dan pendarahan  dalam  ( internal bleeding / pendarahan  yang tak nampak karena terjadi pada organ dalam tubuh kita). Pendarahan  dalam  lebih  berbahaya  dan  lebih  sulit untuk  diketahui  daripada  pendarahan  luar sehingga perlu mengetahui tanda-tanda yang harus diketahui ( ada riwayat trauma atau penyakit vasculer seperti aneurisma, nadi cepat dan lemah; tekanan darah turun; memar permukaan, pucat dll). Berikut ini akan kita bahas satu persatu cara pertolongan pertama yang dapat kita lakukan:

A. Cara penanganan pendarahan dalam

  • Baringkan  korban  dengan  nyaman  dan longgarkan pakaiannya yang ketat.
  • Angkat  dan  tekuk  kakinya,  kecuali  ada  bagian yang retak.
  • Segera cari bantuan medis. Untuk panggilan ambulan darurat untuk kota malang dapat menghubungi 320118
  • Jangan memberi makanan atau minuman (pada kondisi tidak sadar penuh dapat terjadi aspirasi atau masuknya makanan atau minuman pada saluran pernafasan).
  • Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok (nadi cepat lemah atau tidak teraba, tekanan darah turun).

B. Cara  penanganan  pendarahan  luar  (external bleeding)

  • Periksa  apakah  luka  berisi  benda  asing  atau tulang  yang  menonjol.
  •  Jika  ada,  jangan sentuh  luka;  gunakanlah  bantalan  pengikat ( bisa dibuat dari beberapa lapis kain atau perban;  diletakkan  diatas perban  agar  menekan, menambah  daya  serap cairan  serta  melindungi luka).
  • Jika  luka  tidak  disertai  tulang  yang  menonjol, segera  tekan  bagian  tubuh  yang  terluka. 
  • Jika  tidak  ada  pembalut  yang  steril,  gunakan gumpalan  kain  atau  baju  bersih  atau  tangan untuk  mengontrol  pendarahan  sampai menemukan  pembalut  dan  bantalan  yang steril.
  •  Jika korban dapat menekan sendiri, suruh korban  menekan  lukanya,  untuk  mengurangi risiko infeksi silang.
  • Balut luka dengan erat tetapi tidak sangat ketat untuk mencegah iskemia jaringan yang parah dan berakibat pada amputasi.
  • Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban.
  • Jika  darah  membasahi  pembalut, tambahkan pembalut lagi diatasnya (jangan melepas balutan awal karena telah terbentuk pembekuan darah) 
  •  Walaupun pendarahan  telah  berhenti,  jangan  terburu-buru  melepaskan  pembalut,  bantalan  atau perban untuk menghindari terjadinya hal yang tak terduga.
  • Periksa  korban  setiap  saat    kalau-kalau  dia mengalami syok (shock).
  • SEGERA cari bantuan medis.
  • Jika bantuan lama datang dan perdarahan masih berlanjut, turniket ()dapat diaplikasikan sebagai pertolongan lini terakhir pada bagian daerah lebih proksimal atau lebih dekat ke tubuh dari luka (ingat!!! hal ini dilakukan karena ancaman jiwa lebih berbahaya daripada ancaman hilangnya ekstremitas , life threatening > limb threatening condition)
Jika ingin melihat video penanganan perdarahan dapat dilihat di blog ini

--- TERIMA KASIH, SEMOGA BERMANFAAT ---

Jumat, 08 Maret 2013

Bagaimanakah Cara Memasang 12 Lead EKG (ELEKTROKARDIOGRAFI) dengan Benar?


Ada yang tahu apa itu EKG ? ya betul, EKG adalah kepanjangan elektrokardiografi yang berarti pemeriksaan atau perekaman gelombang elektrik pada jantung. Caranya adalah dengan memasang elektroda pada kaki dan dada untuk menciptakan perekaman 12 lead. Nah 12 lead maksudnya adalah banyaknya arah gelombang elektris jantung yang diukur bukan jumlah kabel elektroda yang diletakkan pada pasien.
       Sebelum kita memulai perekaman alat yang harus disiapkan adalah:
  • Mesin EKG yang dapat merekam 12 lead
  • 10 lead EKG (4 lead kaki, 6 lead dada ): harus terhubung dengan mesin
  • Elektroda EKG
  • Pisau cukur
  • Alkohol
  • Water based gel
Prosedurnya adalah:
  1. Memperkenalkan diri, konfirmasi identitas pasien, jelaskan prosedur, dan mendapatkan izin secara verbal
  2. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman (duduk atau tidur) dengan bagian atas badan, kaki dan lengan terlihat
  3. Membersihkan lokasi yang akan dipasang elektroda dengan mencukur rambut dan membersihkan kulit dengan alkohol untuk mencegah hambatan hantaran gelombang elektrik
  4. Memberikan gel pada lokasi penempelan elektroda 
  5. Masing - masing elektroda dipasang dengan menemperlkan atau penjepitkan bantalan atau ujung elektroda pada kulit pasien. Bantalan elektroda biasa diberi label dan berbeda dari segi warna untuk mencegah kesalahan pemasangan. 
  6. Setelah terpasang, Nyalakan mesin EKG, mengoperasikan sesuai prosedur tetap sesuai dengan jenis mesin EKG (manual ataukah otomatis)
  7. Cek kalibrasi dan kecepatan kertas (  1 mV harus menciptakan defleksi vertikal sekitar 10 mm dan  kecepatan kertas 25 mm/detik atau setara dengan 5 kotak besar/ detik)
  8. Memastikan nama pasien, catat tanggal dan waktu pencatatan.
  9. Setelah hasil didapatkan, lepaskan elektroda yang telah dipasang.
Note!!!!
  • Upayakan pasien nyaman, karena kontraksi otot yang berlebihan akan dapat mempengaruhi hasil
  • Arus elektrik AC dan sinar fluoresen dapat mempengaruhi hasil sehingga jika ada gangguan upayakan mematikan lampu fluoresen dan menjauhkan pasien dari kabel - kabel elektrik AC di sekitar pasien

Untuk lokasi pemasangan dan warna umum elektroda adalah sebagai berikut:

A. Limb leads (elektroda ekstremitas):
  • Tangan kanan : merah
  • Tangan kiri : kuning
  • Kaki kanan : hijau
  • Kaki kiri : hitam   
Note!!!!
     Elektroda ekstremitas atas memiliki ukuran sedang sehingga harus dipasang pada bagian pergelangan tangan yang tidak berambut
     Elektroda kaki merupakan elektroda terpanjang yang sebaiknya diletakkan pada pergelangan kaki (idealnya pada bagian yang  tidak berambut pada suprolateral lateral malleolus)

B. Chest lead
  • V1 : ICS 4 sternal line kanan
  • V2 : ICS 4 sternal line kiri
  • V3 : pertengahan  V2 dan V4
  • V4 : ICS 5 mid-clavicular line kiri
  • V5 : anterior axillary line kiri, segaris dengan V4
  • V6 : mid-axillary line kiri, segaris dengan V4    


--- TERIMA KASIH  , SEMOGA BERMANFAAT ---

Jumat, 01 Maret 2013

RESENSI FILM : TEAM MEDICAL DRAGON 1


          Film drama team medical dragon season 1 ini berkisah tentang kehidupan rumah sakit pendidikan Meishin di jepang dengan tokoh utama yang bernama Asada Ryutaro, seorang spesialis bedah jantung. Cerita pada rangkaian kisah pada film ini diawali dengan bertemunya asisten profesor dr. Akira Kato dengan Asada yang sudah tidak memiliki semangat menjadi dokter akibat konspirasi seniornya di rumah sakit north japan yang iri terhadap kemampuan skill asada.
        dr Kato berniat merekrut asada dalam departemennya untuk menyelesaikan penelitiannya tentang operasi batista. Operasi ini tergolong sangat sulit dan membutuhkan skill yang tinggi. Hal ini lah menyebabkan kato merekrut asada yang terkenal karena skillnya yang hebat saat asada bekerja pada salah satu NGO yang turun pada perang tmur tengah.
     Namun, ketika dia direkrut ke dalam rumah sakit meishin, dia dihadapkan pada birokrasi yang profesor sentris, yang kadang- kadang memaksanya untuk melanggar aturan- aturan untuk menolong pasien - pasien dengan prisnsip mengutamakan kualitas hidup, tidak hanya sebagai obyek penelitian dan komoditi dagang.
     Serunya, pada drama ini asada dituntut untuk merekrut orang - orang hebat dalam rumah sakit tersebut untuk mengembalikan team dragon yang terkenal saat dia bekerja di NGO. setelah menemukan tim yang dia inginkan, hambatan dari mantan seniornya di rumah sakit north japan dan konspirasi profesor - profesor menambah seru film ini hingga operasi batista dapat diselesaikan kembali, dan dr Kato akhirnya menjadi profesor di departemen bedah jantung untuk mengubah sistem kesehatan di departemen tersebut.  
     Nah, jika tertarik, silahkan download gratis team medical dragon 1 pada link di blog ini.

--- TERIMA KASIH, ---