Lesi vaskuler pada kulit dapat dibagi
menjadi lesi yang didapat (Acquired
vascular lesions) dan lesi kongenital (Congenital
vascular lesions) atau Vascular Malformations
(VMs). Vascular Malformation (VMs)
adalah lesi vaskuler kongenital karena kelainan pembentukan vaskuler saat
perkembangan embrio. VMs tidak berkembang namun dilatasi dari vaskuler tersebut
secara bertahap terus membesar. Klasifikasi VMs berdasarkan dari tipe vaskuler
adalah slow-flow lessions (kapiler,
vena, limfatik), high-flow lessions
(arteri) dan kombinasi dari slow/fast-flow
lessions. Berdasarkan ukuran lumen limfatik, lesi dibagi menjadi microcystic lesions (lymphangiomas), macrocystic lesions (cystic hygromas)
dan bentukan kombinasi (Medscape,
2010).
Lymphatic Malformation (LM) dulunya
disebut sebagai lymphangioma merupakan malformasi vaskuler yang sering terjadi
karena adanya gangguan pada perkembangan sistem duktus limfatikus. Patofisiologi
dari pembentukan Lymphatic Malformation itu sendiri sampai sekarang masih sulit
dimengerti sehingga belum ditemukan cara untuk mencegah pembentukannya. Lesi
dari Lymphatic Malformation diklasifikasikan menjadi macrocystic (> 1 cm),
microcystic (< 1 cm) atau gabungan dari keduanya. Lymphatic Malformation
terbentuk dari bentukan cystic dan solid matrix element (fibrous tissue, smooth
muscle dan microscopic cystic space). Pada lesi macrocystic lebih dominan
bentukan cystic daripada solid matrix element, lesi ini biasa disebut dengan
“Cistyc hygroma”. Sedangkan untuk lesi microcystic didapatkan multiple
infiltrat pada soft tissue (kulit). Jenis lesi tersebut dapat mempengaruhi tindakan pengobatan yang akan dilakukan,
apakah akan dilakukan surgical resection atau nonsurgical ablation techniques (William, 2012).
Management
dan Terapi Malformasi Limfatik
Management dan terapi malformasi
limfatik terdiri dari management medis dan
managament bedah
1. Management
medis
- Local pressure
Stocking
elastis dapat membantu mengurangi bengkak yang berhubungan dengan malformasi
limfatik di ekstrimitas (Cohen et al, 2013).
- Antibiotik
- Skleroterapi
2.
Management bedah
Eksisi bedah
total adalah terapi yang optimal terhadap malformasi limfatik, namun dalam
proses pembedahan tersebut perlu mempertimbangkan:
o Kontrol
perdarahan intra operatif dan post operatif
o Resiko
terhadap organ lain yang berdekatan(Cohen et
al, 2013).
Malformasi limfatik Macrocystic dan microcystic
dari orbita pada gadis 6 tahun .Foto klinis dari seorang gadis 6 tahun (A)
menunjukkan proptosis berat dan ecchymosis karena LM intraorbital yang besar.
Gambar T2 coronal (B) orbital campuran makro dan microcystic LM kiri (panah)
membungkus saraf optik (panah). Koronal T2 gambar (C) mendefinisikan elemen
microcystic dari LM (panah). Kontras cystogram gambar (D) menunjukkan drainase
kateter 5F dengan kontras untuk drainase dan ablasi elemen macrocystic (panah).
Gambaran selama pengobatan AS mengarah pada microcyst (E) dengan jarum 25G
(panah) paling kiri dari 2 microcyst, mengandung busa doksisiklin echogenic
(panah melengkung). Panah lurus menunjukkan microcyst berdekatan yang akan
diperlakukan berikutnya dengan busa doxycycline echogenic. Foto klinis 10 bulan
setelah pengobatan (F) menunjukkan resolusi proptosis dan peningkatan ketajaman
visual untuk 20/100 . Gambar dicetak ulang dengan izin Pediatric Arah 2011; Vol
. 38 , NCH
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.