Rabu, 27 Februari 2013

NEUROLOGY EDITION: Bagaimana Kita Mengenal Tanda - Tanda Rangsangan Selaput Otak / Meningeal Sign???


    Masih ingat dengan kasus kesehatan yang menyerang salah satu penyanyi yang cukup terkenal di Indonesia, Ashanty, 2-3 pekan yang lalu? dia dinyatakan tim dokter mengalami radang selaput otak yang disebut juga meningitis. Nah kalo kita penasaran sebenarnya bagaimana dokter menentukan seseorang itu mengalami keradangan pada selaput otak atau meningitis, mari kita belajar bersama - sama tentang pemeriksaan sederhana untuk mengenali meningeal sign.

         Meningeal sign atau tanda rangsangan meningeal timbul bila ada rangsangan  atau iritasi pada meningen atau selaput otak, baik pada otak maupun medula spinalis. Meningeal sign ini muncul akibat keradangan  atau rangsangan meningen pada kelainan seperti meningitis dan stroke SAH  (Subarachnoid Hemorrhage). Adapun tanda - tanda meningitis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.



           Pemeriksaan tanda meningeal terdiri dari kaku kuduk, kernig, brudzinski I s/d IV. Namun terdapat tanda kekakuan leher yang bukan merupakan meningeal sign seperti pada tetanus, sepsis, abses retrofaringeal. artritis servikal, demam tifoid, dan parkinson tahap lanjut. Bedanya pada kasus tersebut, kekakuan atau tahanan leher cenderung timbul ke segala arah yang pada kaku kuduk murni tahanan leher hanya pada saat dagu difleksikan.

Nah, sekarang kita bahas satu persatu cara memeriksa tanda - tanda meningeal seperti berikut:

A. Brudzinski I
  • Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila ada
  • Memutar kepala pasien ke samping kanan kiri serta menoleh ke kanan kiri apakah ada tahanan untuk mengecek adanya gejala ekstrapiramidal atau spasme otot selain tanda meningeal
  • Memegang kepala penderita dengan tangan kiri dan kanan, kemudian memfleksikan kepala dagu penderita ke arah sternum/ dada penderita apakah ada tahanan  atau nyeri di leher. Pada kondisi normal dagu dapat menyentuh dada
  • Kaku kuduk (+) : jika dagu tidak dapat menyentuh dada
  •  Brudzinski (+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan kaku kuduk terlihat fleksi sejenak pada tungkai bawah
B. Brudzinski II
  • Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila ada
  • Memfleksikan salah satu kaki lurus pada sendi panggul maksimal 
  •  Brudzinski tungkai  II(+) : jika terlihat adanya fleksi kaki kontralateral (yang tidak mengalami parese)

C. Brudzinski III
  • Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila ada
  • Menekan kadua pipi atau infra orbita pasien dengan kedua tangan pemeriksa
  •  Brudzinski III(+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan terdapat fleksi pada kedua lengan

D. Brudzinski IV
  • Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila ada
  • Menekan tulang pubis penderita dengan tangan pemeriksa
  •  Brudzinski  IV(+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan terlihat fleksi  pada kedua tungkai bawah

E. Kernig  
  • Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila ada
  • Memfleksikan paha pada sendi panggul dan lutut 90 derajat
  • Ekstensikan tungkai bawah pada sendi lutut, normalnya dapat mencapai 135  derajat
  • Kernig (+) : jika ada tahanan atau nyeri dan sudut tidak mancapai 135 derajat
Untuk lebih jelas, pembaca dapat melihat video tutorial pemeriksaan tanda meningeal pada blog ini.




--- TERIMA KASIH, SEMOGA BERMANFAAT ---






0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.