Minggu, 27 Januari 2013

Oksigen dan Neonatus ???

       Setelah membaca judul di atas, tentu ada pertnayaan yang timbul di benak pembaca, apa sih hubungan antara neonatus dengan oksigen???. jika pembaca bingung, mari kita bahas bersama - sama.
        Neonatus adalah bayi yang baru lahir hingga mencapai minggu ke- 4 dari kelahirannya. Nah pada kondisi usia yang sedemikian rupa, bayi sangat rentan mengalami hambatan pada pernafasannya yang dimungkinkan akibat infeksi saluran nafas atau lahir prematur sehingga organ pernafasan belum matang secara sempurna sehingga butuh adanya bantuan pernafasan melalui   penggunaan alat untuk suplementasi oksigen.
Untuk tujuan dan indikasi dari terapi oksigen adalah sebagai berikut :

Tujuan:

  1. Menangani hipoksemi
  2. Mengurangi kerja otot pernapasan
  3. Menurunkan beban kerja miokardium 
Indikasi : 
  1. Distres pernapasan yang menyebabkan hipoksia
  2. Membantu resorpsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan
  3. Serangan apnea pada bayi prematur
  4. Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik
Selain indikasi yang jelas, pemberian terapi harus juga mempertimbangkan hal - hal dibawah ini:
  1. Terapi oksigen tanpa penilaian tekanan O2 arteri dan atau saturasi O2 sangat berbahaya 
  2. Pertahankan tekanan O2 arteri 40-80 mmHg dan atau tingkat SpO2 88-92% .Atur alarm pada   85-95%
  3. Perlu peningkatan aliran O2 selama bayi minum sampai 30-45 menit setelah minum
  4. Pemeriksaan AGD/BGA dan pulse oxymetry untuk mendeteksi hipoksemi
Pemantauan terapi yang adekuat diharapkan mampu menghindari sang neonatus dari dampak buruk terapi oksigen akibat peningkatan radikal bebas sebagai berikut:
  1. Mata : kerusakan retina terjadi karena PaO2yang tinggi sehingga terjadi spasme pembuluh darah ROP ( Retinopathy of Prematurity )
  2. Paru: oksigen bersifat toksik terhadapalveoli jika FiO2> 60% Chronic Lung Disease ( CLD )
  3. Otak : aliran darah otak berkurang dengan PaO2yang tinggi dan PaCO2 yang rendah periventricular leukomalacia
        Ingat !!!! Antibodi terhadap radikal bebas baru berkembang saat trimester ke-3  kehamilan. Bayi yang sangat prematur berisiko tinggi terhadap paparan oksigen.

      Dan setelah kita tahu indikasi dan bahaya terapi oksigen, pertanyaan yang berikutnya muncul adalah, bagaimana metode pemberian oksigen dan bagaimana cara memilih salah satu metode - metode tersebut? 
Untuk cara pemberian oksigen bermacam- macam seperti dibawah ini:
  1. Melalui inkubator
  2. Head box
  3. Nasal kanul ( low flow atau high flow)
  4. Nasal CPAP (continuous positive airway pressure)
  5. Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation (NIPPV)
  6. Ventilator (dengan memasukkan endotracheal tube)
Untuk memilih apa yang seharusnya dipakai, kita dapat menggunakan down score  seperti gambar di bawah:

Untuk intrepretasinya adalah sebagai berikut:
  1. Skor < 4    (Distres pernapasan ringan)  
  2. Skor 4 – 5 (Distres pernapasan sedang )
  3. Skor >6     (Distres pernapasan berat  dan diperlukan analisis gas darah )
Untuk metode yang di pakai adalah :
  1. Distres pernapasan ringan menggunakan   O2  nasal / Head box
  2. Distres pernapasan sedang perlu Nasal CPAP 
  3. Distres pernapasan berat   perlu untuk dilakukan intubasi dan penggunaan ventilator 
       Nah dari penjelasan singkat ini, mungkin pembaca sudah mengetahui bagaimana cara menindaklanjuti keadaan hambatan nafas pada neonatus, pada kesempatan berikutnya, penulis akan berusaha menjelaskan alat - alat yang disebutkan di atas untuk lebih memperdalam ilmu kita. Sampai jumpa di artikel selanjutnya :)







0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.