Kamis, 28 Maret 2013

Bagaimana Hubungan Dyspneu & Edema dengan Gejala pada Pasien yang Mengalami Gangguan pada Sistem Kardiovaskuler ???


Dyspnea (breathlessness) dan edema sebenarnya tidak berhubungan secara langsung dan secara bersamaan pada setiap kasusnya. Namun kedua gejala ini sering terlihat bersama pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler. Berlebihnya cairan pada jaringan akibat kegagalan fungsi jantung mengakibatkan tumpukan cairan ini terakumulasi pada beberapa lokasi tergantung pada gaya gravitasi yang bekerja. Pada seseorang yang berdiri, edema akan terjadi pada area pergelangan kaki. Jika pada posisi duduk di kasur, bengkak akan terjadi pada daerah sacrum atau tulang ekor. Dan jika pasien tidur terlentang, cairan akan terkumpul di paru -paru atau dinamakan edema pulmonal yang dapat menyebabkan susah bernafas. Nah bagaimana kita bisa mengetahui adakah hubungan dyspneu dan edema dengan kegagalan jantung akan kita bahas lebih lanjut pada poin - poin di bawah ini.

A. Dyspnea (breathlessness)
    Pada pasien dengan gangguan jantung, beberapa hal tentang dyspneu yang penting kita untuk mempermudah dalam penetalaksanaan selanjutnya. Sebisa mungkin gejala pasien dapat dikuantifikasikan untuk mengetahui seberapa parah penyakit pasien dan bagaimana kita mengetahui bahwa terapi kita berhasil saat melakukan monitoring progresi dari penyakit.
 The NewYork Heart Association (NYHA)  telah mengklasifikasikan dyspneu berdasarkan data yang didapat dari beberapa pertanyaan berikut:
  • Seberapa jauhkah pasien dapat berjalan hingga dia tidak sanggup  berjalan dan berhenti (“march tolerance”) ???
  • Bagaimana ketika dia kesulitan ketika menaiki tangga atau bukit ?
  • Apakah ketidakmampuannya atau berhentinya disebabkan kesusahan bernafas ataukah ada alasan lain seperti nyeri sendi dan lainnya??
  • Apakah pasien telah mengalami hambatan pada aktivitas normal seharianya ?
 Untuk kriteria dan kelas dari heart failure berdasarkan NHYA  adalah sebagai berikut:
  • I   (mild) : tidak ada gejala saat istirahat, muncul pada aktivitas berat
  • II  (mild) : tidak ada gejala saat istirahat, muncul pada aktivitas sedang
  • III (moderate) :  kesusahan bernafas ketika istirahat, memburuk saat beraktivitas ringan.
  • IV (Severe) : kesusahan bernafas berat saat beristirahat , dan memburuk walaupun dengan aktivitas yang sangat ringan (pasien biasanya hanya bisa beaktivitas di tempat tidur)
Sumber: The Criteria Committee of the New York Heart Association (1994).  Nomenclature and Criteria for Diagnosis of Diseases of the Heart and Great Vessels . 9th ed. Boston: Little, Brown &
Co., pp. 253-256.

B.  Orthopnea
       Orthopnea adalah suatu peresaan susah bernafas ketika berbaring secara datar ada permukaan. Pasien biasanya  tidak menganggap  hal ini sebagai sebuah gejala sehingga kita sebaiknya menanyakannya secara langsung pada pasien  dengan pertanyaan sebaga berikut:
  • Berapa bantal yang dipakai pasien ketika tidur  untuk merasa nyaman? ( biasanya pasien mendiskripsikan bahwa dia tidur pada posisi hampir seperti ketika dalam possisi duduk )
  • Jika pasien  tidur harus menggunakan beberapa bantal, tanyakan mengapa ? apakah karena kesusuahan bernafas jika tidak berbaring datar pada temapt tidur ataukah ada alasan lain yang menyebabkan hal itu? 
C. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
     Berdasarkan namanya, PND  meliputi periode kesusahan bernafas yang terjadi pada malam hari  yang biasanya disebabkan oleh karena edema pulmonal. Dan gejala ini juga tidak disadari pasien dan tidak menjadi hal yang biasanya langsung dekemukakan sehingga sebaiknya kita tanyakan.
  • Apakah pasien terbangun pada malam hari karena batuk dan mencoba untuk mencari udara segar untuk dapat bernafas dengan nyaman ?
  • Jika ada, coba tanyakan dengan ebih detail, seberapa sering dan parah gejala tersebut mengganggu siklus tidur dari pasien?  
D. Batuk/ Cough
        Biasanya pada kasus edema pulmonal, pasien mengalami batuk dengan karakter berbusa (berasal dari saluran pernafasan) dan putih atau frothy white sputum. Biasanya juga ada bercak - bercak berwarna merah muda akibat ruptur dari pembuluh darah bronkial.

E. Edema pergelangan kaki
       Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada pasien yang masih berjalan aktif, cairan akan terkumpul pada pergelangan tangan dan menyebabkan edema. Jika kita menemui orang dengan edema, pertanyaan yang sebaiknya diajukan adalah?
  • Sebarapa lama pasien telah mengalami edema tersebut?
  • Adakah waktu dimana gejala semakin parah?? (pada edema akibat kelainan kardiak, biasanya memburuk pada waktu menjelang sore dan berkurang saat malam hari akibat redistribusi cairan tersebut)
  • Seberapa luaskah pembengkakan tersebut? (apakah hanya di kaki dan pergelangan tangan  atau melebar ke  paha, lutut, ataupun sampai genitalia dan dinding perut ???(semakin besar akumulasi, semakin berat penurunan fungsi jantung)
  •  Adakah bukti adanya ascites  atau pembengkakan abdomen??

--- TERIMA KASIH, SEMOGA BERMANFAAT---

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.